SEJARAH MATEMATIKA
Saat ini perkembangan
matematika di dunia memang sudah sangat pesat hingga tak terdeteksi lagi
seluruh pembuktian-pembuktian baru yang dilakukan para ilmuwan dan
matematikawan. Pengolahan bilangan dan angka-angka mulai dari real hingga imajiner, bilangan bulat
hingga desimal, rasional hingga
irasional mendatangkan
berbagai pemikiran untuk mencapai suatu pembuktian baru. Namun adanya
angka-angka dan bilangan seperti saat sekarang ini tak lepas dari peranan nenek
moyang kita terdahulu, yang memulai sejarah bilangan dan matematika dari hal
yang paling sederhana. Apa yang dimaksud dengan matematika ? Matematika
adalah alat yang dapat membantu memecahkan berbagai permasalahan (dalam
pemerintahan, industri, sains). Sejarah matematika adalah penyelidikan terhadap
asal mula penemuan di dalam matematika dan sedikit perluasannya, penyelidikan
terhadap metode dan notasi matematika dimasa silam. Dalam perjalanan sejarahnya
matematika berperan membangun peradaban manusia sepanjang masa.
Bagaimana sejarah matematika? Salah satu suku bangsa yang
telah mengembangkan matematika sejak zaman dahulu kala ialah bangsa Mesir Kuno.
Sejak tahun 2500 SM, bangsa tersebut telah membangun dan menciptakan berbagai
macam sistem perhitungan hingga mengembangkan geometri. Pemikiran mereka yang
dikembangkan hingga saat ini kita mengenal bilangan dengan pemakaian sederhana
dan mudah dipahami. Tulisan matematika terkuno yang telah ditemukan adalah
Plimpton322 (matematika Babilonia sekitar 1900 SM), Lembaran Matematika Rhind
(Matematika Mesir sekitar 2000-1800 SM) dan Lembaran Matematika Moskwa
(matematika Mesir sekitar 1890 SM). Semua tulisan itu membahas teorema yang
umum dikenal sebagai teorema Pythagoras, yang tampaknya menjadi pengembangan
matematika tertua dan paling tersebar luas setelah aritmetika dasar dan
geometri.
Adapun sejarah
matematika yang dilihat secara geografis antara lain :
1. Mesopotamia
·
Menentukan sistem bilangan pertama kali
·
Menemukan sistem berat dan ukur
·
Tahun 2500 SM sistem desimal tidak lagi
digunakan dan lidi diganti oleh notasi berbentuk baji.
2. Babilonia
·
Menggunakan sistem desimal dan π=3,125
·
Penemu kalkulator pertama kali
·
Mengenal geometri sebagai basis
perhitungan astronomi
·
Menggunakan pendekatan untuk akar
kuadrat
·
Geometrinya bersifat aljabaris
·
Aritmatika tumbuh dan berkembang baik
menjadi aljabar retoris yang berkembang
·
Sudah mengenal teorema Pythagoras
3. Mesir Kuno
·
Sudah mengenal rumus untuk menghitung
luas dan isi
·
Mengenal sistem bilangan dan simbol pada
tahun 3100 SM
·
Mengenal tripel Pithagoras
·
Sistem angka bercorak aditif dan
aritmatika
·
Tahun 300 SM menggunakan sistem bilangan
berbasis 10
4. Yunani Kuno
·
Pythagoras membuktikan teorema
Pythagoras secara matematis (terbaik)
·
Pencetus awal konsep nol adalah Al
Khwarizmi
·
Archimedes mencetuskan nama parabola,
yang artinya bagian sudut kanan kerucut
·
Hipassus penemu bilangan irrasional
·
Diophantus penemu aritmatika (pembahasan
teori-teori bilangan yang isinya merupakan pengembangan aljabar yang dilakukan
dengan membuat sebuah persamaan)
·
Archimedes membuat geometri bidang datar
·
Mengenal bilangan prima
5. India
·
Brahmagyupta lahir pada 598-660 Ad
·
Aryabtha (4018 SM) menemukan hubungan
keliling sebuah lingkaran
·
Memperkenalkan pemakaian nol dan desimal
·
Brahmagyupta menemukan bilangan negatif
6. China
· Mengenal
sifat-sifat segitiga siku-siku tahun 3000 SM
·
Mengembangkan angka negatif, bilangan
desimal, system desimal, system biner, aljabar, geometri, trigonometri dan
kalkulus
·
Telah menemukan metode untuk memecahkan
beberapa jenis persamaan yaitu persamaan kuadrat, kubikdan qualitik
·
Aljabarnya menggunakan sistem horner
untuk menyelesaikan persamaan Kuadrat
Bagaimana
hubungan matematika dengan filsafat sejarah ?Matematika dan filsafat mempunyai
sejarah keterikatan satu dengan yang lain sejak jaman Yunani Kuno. Matematika
di samping merupakan sumber dan inspirasi bagi para filsuf, metodenya juga
banyak diadopsi untuk mendeskripsikan pemikiran filsafat. Kita bahkan mengenal
beberapa matematikawan yang sekaligus sebagai seorang filsuf, misalnya
Descartes, Leibniz, Bolzano, Dedekind, Frege, Brouwer, Hilbert, Godel, and
Weyl. Pada abad terakhir di mana logika yang merupakan kajian sekaligus pondasi
matematika menjadi bahan kajian penting baik oleh para matematikawan maupun
oleh para filsuf.
Dengan
teori godel menyimpulkan bahwa suatu sistem matematika jika dia lengkap maka
pastilah tidak akan konsisten, tetapi jika dia konsisten maka dia pastilah
tidak akan lengkap. Hakekat dari kebenaran secara bersama dipelajari secara
intensif baik oleh filsafat maupun matematika. Banyak filsuf telah menggunakan
matematika untuk membangun teori pengetahuan dan penalaran yang dihasilkan
dengan memanfaatkan bukti-bukti matematika dianggap telah dapat menghasilkan
suatu pencapaian yang memuaskan. Joseph
N. Manago (2006) di dalam bukunya “Mathematical Logic and the Philosophy of God
and Man” mendemonstrasikan filsafat menggunakan metode matematika untuk membuktikan
Lemma bahwa terdapat beberapa makhluk hidup bersifat “eternal”. Makhluk hidup
yang tetap hidup disebut bersifat eternal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar